Jumat, 04 Februari 2011

Aku Tak Butuh Kekompakan yang Kosong

KOMPAK itu bagus kalau seimbang antara seneng dan sedih. enak dan gak enak. tapi, kompak itu gak enak kalau diterapkan ketika butuh aja. Seperti yang aku alamai belakangan ini di kelas. Anak-anak satu kelas banyak ngajarin aku apa arti kekompakan sebenernya. Aku tahu kompak itu bagus..... bagus banget. Tapi, dalam kelas itu aku cuma ngerasain diperbudak dengan kata kompak.

Jujur,,,, aku ini adalah seorang individual yang hanya berkumpul dengan komputer dan buku-buku di rumah. Aku kurang ngerti yang dibilang kompak. Bukan gak ngerti arti seluruhnya,,,, Tapi, aku sering kesulitan dalam praktiknya. Ya,,,, itulah anak individual. Aku bakal jelasin nanti tentang anak individual.aku sulit untuk akrab dengan teman-teman di kelas karena aku selalu ngerasa kalau mereka terlalu beda sama aku. aku selalu ngerasa kemampuan EQ-ku gak tinggi. Yaahh.... aku salah. Dalam berteman, saling pengertianlah yang paling utama.

Kemampuan EQ itu kalau menurut buku yang aku baca bisa ningkat kalau kita bisa menghargai mereka. Aku rasa juga gitu. heeee......

Balik lagi ke topik. Hari ini Agil the leader of class udah buktiin kalau yang mereka sebut-sebut kompak itu adalah perbudakan yang terselubung. Kalau itu kompak yang mereka maksud kompak, maka aku gak akan pernah mau kompak sama mereka. Kompak itu kerja bareng di waktu senang dan duka.

Untuk para temen-temen satu kelas.... Era Lestari bersedia kompak kalau kalian bersedia juga mengubah arti kompak yang kalian yakini dan mengubah praktik kompak di dalam kelas menjadi kompak yang sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar